|
PERGELARAN MAHAKARYA GATOTKACA JADI RAJA-Kampanye Budayalewat Pentas Artis |
![]() |
![]() |
Monday, 06 February 2012 | |
Beberapa artis ternama unjuk kebolehan dalam pergelaran wayang yang
bertajuk Gatotkaca Jadi Raja di Senayan City, pekan lalu. Pentas artis
ini sebagai salah satu cara untuk mengangkat kembali budaya tradisional
Indonesia.
Aktor Tora Sudiro,penyanyi Titi DJ,dan Aqi Alexa bermain cukup apik dalam drama sinema pewayangan tersebut. Tora Sudiro memerankan tokoh utama sebagai Gatotkaca, Titi DJ sebagai Dewi Arimbi (Ibu dari Gatotkaca),dan Aqi Alexa sebagai Brojolamatan. Akting memukau mereka selama durasi 60 menit itu mampu menghibur penonton. Pentas budaya ini bukan yang pertama kali dipertunjukkan. Sebelumnya,digelar pentas Jabang Tetuka,beberapa waktu lalu. Pentas budaya tersebut digelar oleh Djarum Apresiasi Budaya,bersama sutradara Mirwan Suwarso dari MSP Entertainment dan Senayan City. Pergelaran kali ini mengisahkan pengangkatan Gatotkaca sebagai raja di Pringgodani. Pesan yang ingin disampaikan, tentu saja kembali mengangkat pamor budaya wayang Indonesia untuk bisa dinikmati oleh generasi muda masa kini. Hal ini diakui Tora Sudiro. Dia mengatakan awalnya bergabung untuk tampil dalam seni drama tradisional ini karena ajakan sang sutradara. Untuk mendalami perannya sebagai Gatotkaca,Tora rela berputar-putar keliling Jakarta untuk membeli buku referensi mengenai Gatotkaca tersebut. ”Nah,ternyata tidak gampang mengenal karakter Gatotkaca ini.Karena itu,lewat pentas wayang ini,saya berharap anak-anak kecil sekarang ini lebih mengenal lagi kebudayaan tradisional kita.Kita yang sudah dewasa saja hanya tahu tokoh Gatotkaca sebagai simbol wayang,tapi detailnya cerita dia bagaimana,sama sekali enggak tahu,”ungkap Tora. Tora membayangkan,dirinya saja kurang begitu paham tentang cerita Gatotkaca,apalagi anak-anak zaman sekarang. ” Karena itu,lewat pentas pewayangan ini,bisa menjadi sarana untuk mengangkat kembali cerita-cerita tradisional Indonesia.Terutama tentang tokoh-tokoh pewayangan,” ujarnya di sela-sela pertunjukan Gatotkaca Jadi Raja-Battle of Throne di Jakarta, baru-baru ini. Menurut Tora,pergelaran seni budaya tradisional ini cukup bagus untuk menarik minat anak-anak muda,bahkan anak-anak usia dini.Apalagi pementasannya sudah dikemas apik dengan media-media audiovisual yang berteknologi canggih. ”Pokoknya lebih seru,ada berantemnya,anak sekarang kan senang nontonkayak gitu. Nah,aku mikirpergelaran ini bagus banget untuk mengembangkan budaya,” paparnya. Hal yang sama juga diungkapkan Titi DJ.Pemeran Dewi Arimbi ini mengaku cukup puas dengan adanya pementasan budaya yang dikemas apik dengan teknologi ini. ”Untuk memainkan peran sebagai Dewi Arimbi,aku meminta tolong sama asistenku untuk mencari data mengenai Dewi Arimbi.Terus belajar tari Jawa.Jujur ini sangat sulit. Kebanyakan menari Bali, karena menari Jawa harus menahan emosi dan dengan gerakan yang halus.Di sini ada filosofinya,”ujar Titi. Kampanye budaya lewat pementasan artis ini diakui sang sutradara Mirwan Suwarso sebagai salah satu cara mengangkat seni wayang. Walau demikian,pertunjukan yang dipentaskan merupakan perpaduan berbagai seni tradisional dan modern. ”Ada seni wayang orang dan wayang kulit.Nah kami padukan sinema dan format modern,serta sentuhan musik film dari Wong Aksan. Hasilnya,pentas ini betulbetul bisa menjawab kekinian walaupun ceritanya cerita budaya masa lalu,”tutur Mirwan. Menurut dia,ada hal berbeda dibandingkan pertunjukan sebelumnya,yakni wayang kulit sebagai latar belakang lebih dominan,namun dengan gaya yang lebih dinamis. Ada pula penampilan dalang yang memainkan lebih dari 30 wayang di hadapan proyektor serta ada 8 lagu yang dinyanyikan selama pergelaran. Adapun pada pertunjukan Jabang Tetuko hanya dua lagu yang ditampilkan. Dia mengharapkan,penonton dapat menangkap pesan dari cerita Gatotkaca ini.Dapat mengenal tokoh Gatotkaca serta tentunya anak-anak sebagai generasi muda dapat mencintai kebudayaan tradisional bangsa Indonesia, terutama pewayangan. ”Saat ini minat anak menonton pergelaran tradisional semakin menurun,semoga dengan kemasan sinematografi ini dapat lebih menarik anak-anak mengenal dan mencintai budayanya,” katanya. Seperti Film Penggarapan sinematografi dalam pentas pertunjukan dinilai sebagai terobosan baru.Untuk mendukung hal itu,musik pun berperan cukup penting.”Kemasan musiknya diusahakan harus ada sentuhan filmnya.Jadi, ketika menonton pentas wayang di panggung,seperti kita menonton film.Ini yang membuat penonton betah dan enjoymenikmati pergelaran budaya,”ujar Wong Aksan, yang ditunjuk dalam pagelaran Gatotkaca Jadi Raja ini sebagai penata musik. Gaya musik pada pertunjukan tersebut merupakan musik film dengan perpaduan rock dan orkestra.Ditambah lagi musik lain yang lebih ngepopdan funk sesuai koreografi tari. ”Sentuhan film diusahakan seperti menonton film,” kata Aksan. thomas manggalla |
No comments:
Post a Comment