Sunday, August 14, 2011
BUKU AJAR FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Thursday, May 26, 2011
FILSAFAT BERPIKIR ORANG TIMUR

Profesor Konrad bukunya sering mampir di blog ini, kali ini menulis tentang Filsafat Berpikir Manusia, khususnya untuk belahan dunia timur. Cara berpikir manusia untuk beberapa hal sangat dipengaruhui alam dimana ia berada. Akumulasi sebuah bertalian anatara manusia dan tempat tinggalnya atau tempat dimana dilahirkan akan memberi warna cara pandangnya. Buku ini mengangkat bagaimana jalan pikir manusia. Telaah diarakan pada wilayah pencermatan, antara lain cara berpikir manusia Indonesia, China dan India. Dalam pembahasannya buku ini sangat banyak membahas cara berpikir manusia di belahan Indiadan China, atau dengan kata lain didominasi cara pikir orang India dan China, selebihnya cara pikir manusia Indonesia. Dari paparan ini sangat bermanfaat bila kita ingin mengkaji lebih dalam filsafat pikir India dan China. Pada halaman 88 buku ini , diuraikan tentang 8 pedoman yang memperlihatkan cara-cara kita melenyapkan pelbagai macam derita manusia antara lain:
- Pandangan yang benar
- Keinginan yang benar
- Kata-kata yang benar
- Tingkah laku yang benar
- Gaya hidup yang banar
- Usaha yang benar
- Berpikir yang benar
- kontemplasi yang banar
Monday, April 18, 2011
Kita
bersahabat tak hanya datang lalu pergi, numun tertambat di hati
sanubari. membangun citra-sesama perguruan tinggi. Bina jati diri untuk
meningkatkan kualitas keilmuan sebagai universitas. Lama telah
dirancang, akhirnya seperti tanaman. Kini berbuah lebat, lahir titian
muhibah keilmuan dalam ranah Seminar Internasional. INTERNATIONAL CONFERENCE-" FUTURE EDUCATION IN GLOBAL CHALLENGES". Tadi Senin 18 April 2011 tepat pukul 18.23 WIB, telah lahir gagasan baru, trilogi gagasan itu antara lain:
1. Membangun Journal Bersama antara UM (Universiti Malaya) dan Universitas Adibuana Surabaya
2. Rencana Membuat Buku Bersama
3. Segera di buka Program Doktoral by Research
Terkait
dengan seminar Internasional tersebut, tak tanggung-tanggung untuk
hadir ke Surabaya, Universiti Malaya mencarter pesawat yang khusus
mengangkut rombongan tersebut. Puluhan mahasiswa program pascasarjana
Universitas serta belasan profesor dari universitas Malaya hadir di
Universitas Adi Buana Surabaya. Tadi malam dalam acara Jamuan Makan,
dihibur pula dengan orkes keroncong yang dimainkan oleh karyawan dan
para dosen Universitas Adibuana Surabaya. Sangat menyenangkan tentunya,
karena disela jamuan makan malam rekan-rekan dari Universiti Malaya
sempat melantunkan suaranya melalui lagu, "Bengawan Solo". Tak
Ketinggalan Professor Madya Abdul Jalil ikut pula tarik suara.
Sunday, April 3, 2011
FILSAFAT ILMUN PENGETAHUAN: PROF KONRAD KEBUNG, Ph.D

- Hubungan filsafat dengan ilmu dan pengetahuan
- Hubungan filsafat dengan kehidupan masyarakat, kebudayaan dan gerak peradaban
- Hubungan filsafat dengan perilaku dan tindakan manuasia(Etika)
- Sejarah perkembangan ilmu sejak jaman klasik sampai kontemporer
- Sejarah pembentukan cara berpikir manusia
JUDUL : Filsafat Ilmu Pengetahuan
PENULIS : Prof. Konrad Kebung Ph.D.
PENERBIT : Prestasi Pustaka Publisher.[]
Monday, January 10, 2011
PENGANTAR LOGIKA

Merujuk dari pemikiran Irving M Copi (introduction to logic, 1959:51). Dalam buku itu diaungkap berbagai bentuk arguymen yang rancu, dan selajutnya dikelompokkan menjadi dua besar, yakni;
1. Formal Fallacy atau Kerancuan Formal
2. Informal Fallacy atau Kerancuan Informal.
Kerancuan Revelansi
adalah kerancuan pada argumen yang premis-premisnya secara logikal
tidak relevan. secara substansial ridak ada sangkut pautnya dengan
kebenaran atau kesalahan dari kesimpulan yang mau ditegakkan oleh
premis-premis yang diajukan.
Artinya, antara premis-premis dan kesimpulan tidak terdapat hubungan logikal. Cara penyampaian mempengaruhi aspek psikologis sehingga antara premis dan kesimpulan terdapat hubungan logikal.
Irving M. Copi mengemukakan 10 jenis Kerancuan Relevansi:
1. Konklusi Tidak Relevan/Irrelevant Conclusion/Ignoratio Elenchi
Terjadi bila 1 argumen yang seharusnya dimasukan tidak mendukung 1 kesimpulan tersebut, namun diarahkan dan digunakan untuk membenarkan 1 kesimpulan yang lain.
2. Merujuk kekuatan/Argumentum ad Baculum/Appeal to Force
Terjadi bila orang dengan mendasarkan diri pada kekuatan/ancaman penggunaan kekuatan memaksakan agar 1 kesimpulan diterima atau disetujui.
3a. Argumentum ad Hominem/Abusive
Terjadi bila suatu argumen diarahkan untuk menyerang pribadi orangnya, dengan menunjukkan kelemahan/kejelekan orang tersebut dan tidak berusaha secara rasional membuktikan bahwa apa yang dikemukakan orang yang diserang itu salah.
3b. Argumentum ad Hominem/Circumstantial
Terjadi sebuah argumen diarahkan pada pribadi orangnya dalam kaitan dengan situasi/keadaan orang itu sendiri.
4. Argumentum Ignorantiam
Terjadi bila suatu hal dinyatakan benar semata-mata karena belum dibuktikan bahwa hal tersebut salah/sebaliknya suatu dinyatakan salah karena belum dibuktikan bahwa hal itu benar.
5. Argumentum ad Misericordiam/Appeal to pity/Rasa Iba
Terjadi bila rasa kasihan digugah untuk mendorong diterimanya /disetujuinya suatu kesimpulan. Terjadi pencampuradukan perasaan dan jalan pikiran orang sehingga terdorong untuk menyetujui/tidak menyetujui sesuatu.
6. Argumen ad Populum
Terjadi bila orang berusaha mengemukakan dan memenangkan dukungan untuk suatu pendapat/pendirian dengan jalan menggugah perasaan/emosi; membangkitkan semangat berkobar-kobar pada masyarakat.
7. Argumentum ad Verecundiam
Terjadi bila usaha memperoleh kebenaran/dukungan atas suatu kesimpulan/pendapat dilakukan dengan jalan mendasarkan diri pada kewibawaan orang terkenal, namun keahlian terletak di bidang lain.
8. False Cause/Kausa Palsu
Terjadi dengan cara menyatakan adanya hubungan kausal (sebab-akibat) antara 2 hal pada hubungan kausal itu tidak ada.
9. Complex Question/Pertanyaan Majemuk
Terjadi bila diajukan 1 pertanyaan majemuk tapi kemajemukannya tidak diketahui/ dikaburkan dan untuk pertanyaan tersebut dituntut hanya 1 jawaban tunggal.
10. Begging the Question/ Petitio Principii
Mengasumsikan kebenaran dari apa yang mau dibuktikan sebagai benar dalam upaya untuk membuktikan kebenarannya. Sering penggunaan kata-kata untuk mengungkapkan argumen ini mengaburkan fakta bahwa tersembunyi dalam salah 1 dari premis-premis yang diasumsikan tercantum kesimpulan.
Artinya, antara premis-premis dan kesimpulan tidak terdapat hubungan logikal. Cara penyampaian mempengaruhi aspek psikologis sehingga antara premis dan kesimpulan terdapat hubungan logikal.
Irving M. Copi mengemukakan 10 jenis Kerancuan Relevansi:
1. Konklusi Tidak Relevan/Irrelevant Conclusion/Ignoratio Elenchi
Terjadi bila 1 argumen yang seharusnya dimasukan tidak mendukung 1 kesimpulan tersebut, namun diarahkan dan digunakan untuk membenarkan 1 kesimpulan yang lain.
2. Merujuk kekuatan/Argumentum ad Baculum/Appeal to Force
Terjadi bila orang dengan mendasarkan diri pada kekuatan/ancaman penggunaan kekuatan memaksakan agar 1 kesimpulan diterima atau disetujui.
3a. Argumentum ad Hominem/Abusive
Terjadi bila suatu argumen diarahkan untuk menyerang pribadi orangnya, dengan menunjukkan kelemahan/kejelekan orang tersebut dan tidak berusaha secara rasional membuktikan bahwa apa yang dikemukakan orang yang diserang itu salah.
3b. Argumentum ad Hominem/Circumstantial
Terjadi sebuah argumen diarahkan pada pribadi orangnya dalam kaitan dengan situasi/keadaan orang itu sendiri.
4. Argumentum Ignorantiam
Terjadi bila suatu hal dinyatakan benar semata-mata karena belum dibuktikan bahwa hal tersebut salah/sebaliknya suatu dinyatakan salah karena belum dibuktikan bahwa hal itu benar.
5. Argumentum ad Misericordiam/Appeal to pity/Rasa Iba
Terjadi bila rasa kasihan digugah untuk mendorong diterimanya /disetujuinya suatu kesimpulan. Terjadi pencampuradukan perasaan dan jalan pikiran orang sehingga terdorong untuk menyetujui/tidak menyetujui sesuatu.
6. Argumen ad Populum
Terjadi bila orang berusaha mengemukakan dan memenangkan dukungan untuk suatu pendapat/pendirian dengan jalan menggugah perasaan/emosi; membangkitkan semangat berkobar-kobar pada masyarakat.
7. Argumentum ad Verecundiam
Terjadi bila usaha memperoleh kebenaran/dukungan atas suatu kesimpulan/pendapat dilakukan dengan jalan mendasarkan diri pada kewibawaan orang terkenal, namun keahlian terletak di bidang lain.
8. False Cause/Kausa Palsu
Terjadi dengan cara menyatakan adanya hubungan kausal (sebab-akibat) antara 2 hal pada hubungan kausal itu tidak ada.
9. Complex Question/Pertanyaan Majemuk
Terjadi bila diajukan 1 pertanyaan majemuk tapi kemajemukannya tidak diketahui/ dikaburkan dan untuk pertanyaan tersebut dituntut hanya 1 jawaban tunggal.
10. Begging the Question/ Petitio Principii
Mengasumsikan kebenaran dari apa yang mau dibuktikan sebagai benar dalam upaya untuk membuktikan kebenarannya. Sering penggunaan kata-kata untuk mengungkapkan argumen ini mengaburkan fakta bahwa tersembunyi dalam salah 1 dari premis-premis yang diasumsikan tercantum kesimpulan.
Monday, November 1, 2010
KEBENARAN DALAM MATRIK
KEBENARAN DALAM MATRIK: SUMBER Rangkuman Ilmu Perbandingan Agama dan Filsafatà Dr. Ali Anwar, MSi, dan Drs. Tono TP.)
TEORI KOHERENSI
| |
Teori kebenaran saling berhubungan
| |
Perumusan
|
Protagoras, dikembangkan : Hegel (abad 19)
|
Prinsip
|
Deduksi (Umum -- Khusus)
|
Tingkat Kebenaran
|
Kuat/lebih meyakinkan
|
URAIAN/CONTOH
| |
· Sesuatu itu benar jika ia mengandung yang koheren, artinya kebenaran itu konsisten dengan kebenaran sebelumnya
· Kebenaran
ialah kesesuaian antara suatu pernyataan dan pernyataan lainnya yang
sudah lebih dahulu kita ketahui dan diakui benar
· Suatu
kepercayaan adalah benar bukanlah karena bersesuaian dengan fakta,
melainkan karena ia bersesuaian atau berselarasan dengan binaan
pengetahuan yang kita miliki
|
TEORI KORESPONDENSI
| |
Suatu itu benar jika ada yang dikonsepsikan sesuai dengan obyeknya (Fakta)
| |
Perumusan
|
Bertrand Rusel (1872-1970), awalnya Aritoteles
|
Prinsip
|
Induksi (Khusus--Umum)
|
Tingkat Kebenaran
|
Tingkat kebenaran agak rendah karena sifat metode induksi itu sendiri
|
URAIAN/CONTOH
| |
· Kebenaran dicapai setelah diadakan pengamatan dan pembuktian (Observasi dan Verifikasi)
· Kebenaran itu berupa kesesuaian (korespondensi) antara apa yang dimaksud oleh suatu pendapat dan apa yang sungguh-sungguh merupakan fakta
|
TEORI PRAGMATIS
| |
Suatu itu benar jika menimbulkan akibat positif
| |
Pencetusnya
|
Charles S, Pierce (1835-1914)
|
Para Ahlinya
|
William James (1842-1910), Jhon Dewey (1859-1952)
|
Tingkat Kebenaran
|
Lemah (ada unsure subyektivisme)
|
URAIAN/CONTOH
| |
· Benar
tidaknya suatu pendapat, teori, atau dalil semata-mata beragantung pada
faedah dan tidaknya pendapat tersebut bagi manusia untuk bertindak
dalam penghidupannya yaitu ada nilai praktis, ada hasilnya, berguna,
memuaskan (satisfies), berlaku (work)
· Bagi
pragmatism, suatu agama bukan benar karena Tuhan yang disembah atau
Tuhan itu benar-benar ada, tetapi karena pengaruhnya yang positif dan
berkat kepercayaan itu, masyarakat jadi tertib
|
Sunday, October 31, 2010
ILMU PERBANDINGAN AGAMA DAN FILSAFAT.

Hasil sadapan sebagai berikut:
ILMU ( Yang dimaksud Ilmu Pengetahuan)
· Ilmu adalah hal-hal yang diketahui (keseluruhan dari kebenaran-kebenaran yang terkait antara satu dan lainnya secara sistematis)
· Ilmu
adalah hal-hal yang kita dapat mengetahui sesuatu (kemampuan untuk
menarik kesimpulan dari sejumlah data tertentu dan dengan cra tertentu)
· Ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai dasar dan berlaku secara umum dan niscaya/pasti
· Ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemisasikan . Suatu pendekatan /metode pendekatan terhadap
dunia empiris, yaitu dunia yang terkait dengan ruang dan waktu, dunia
yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia
· Science
empircal, rational, general and cummulative and is all four one” (Ilmu
ialah empiris, rasional, umum dan bertimbun-bersusun, dan semuanya
serentak) (Ralph Ross)
· Ilmu
adalah pengetahuan yang telah disitemisasikan, yakni disusun teratur
mengenai suatu bidang tertentu yang jelas batas-batasnya mengenai
sasaran, cara kerja, dan tujuannya. Ilmu diikat oleh suatu kesamaan
cara kerja yang disebut metodologi (metode ilmiah), dan merupakan suatu
disiplin ilmiah. Ilmu lahir Dari pengamatan yang cermat melalui mata,
pencerapan indera, yakni mencerap melalui mata, telinga, hidung, otak
dan lain-lain, baik dengan maupun tanpa menggunakan alat-alat bantuan
(mikroskop, sinar X, teleskop, radio teleskop, potret prisma, high fidely microphone, dan sebagainya). Ilmu
baru dikatakan ilmu kalau telah lengkap menyeluruh. Ilmu adalah
pengetahuan yang telah menyempurnakan diri berdasarkan kumpulan data
yang lebih lengkap dan perbaikan cara kerja terus menerus.[Halaman:
17-18]
SIFAT-SIFAT ILMU:
1. Rasional : (Proses pemikiran yang berlangsung dalam ilmu itu harus dan hanya tunduk pada hokum logika)
2. Empiris (Kesimpulan yang didapatnya harus dapat ditundukkan pada verifikasi pancaindera manusia)
3. Sistematis: (Fakta yang relevan itu harus disusun dalam suatu kebulatan yang konsisten)
4. Umum: ( harus dapat dipelajari oleh setiap orang tidak bersifat esoteric)
5. Akumulatif: (Kebenaran yang diperoleh selalu dapat dijadikan dasar memperoleh kebenaran)
[halaman 19-20]
Data Buku:
JUDUL : Rangkuman Ilmu Perbandingan Agama dan Filsafat
PENULIS:DR. Ali Anwar Yusuf. Drs. Tono.TP
PENERBIT: CV Pustaka Setia. Jl. BKR-LIngkar Selatan No. 162-164. Telp:(022-5210588-5224105.
ISBN: 979-739-585-6
CETAKAN: I : Oktober 2005
TEBAL: 232 halaman
Subscribe to:
Posts (Atom)
No comments:
Post a Comment