Laman

Monday, March 12, 2012

Hargo Dumilah

Custom Search

Minggu, 21 November 2010

Home > > WISATA HARGO DUMILAH NGAWI : LAHIR KERENA FILOSOFI

WISATA HARGO DUMILAH NGAWI : LAHIR KERENA FILOSOFI

Berita Kabar Warta info informasi seputar tabloid orbit tribun Gambar Foto Nama Ketua kepala anggota warga sekitar ngawihari ini(Ngawi)puncak Hargo Dumilah, dimana sepanjang jalan yang dilalui Hariyanto bersama putrinya penuh medan yang terjal, jurang dan tikungan yang curam harus dilewatinya, dengan bekal penuh rasa percaya diri rintangan seberat apapun terlewati dan akhirnya puncak Hargo Dumilah berhasil diinjaknya.

NGAWI. Suasana yang asri itulah terlihat dari kolam pemandian Hargo Dumilah yang berada di lereng utara Gunung Lawu tepatnya di Desa Setono, Kecamatan Ngrambe, Atau berada di sebelah selatan Kota Ngawi yang berjarak 30 Kilometer. Kerindangan pohon jati yang berjajar ditepi kolam menambah anggunnya suasana kolam pemandian Hargo Dumilah. Apalagi berlatar belakang Gunung Lawu dan areal persawahan, cukup sudah alam yang natural melengkapi keindahan sekaligus memberikan nuansa tersendiri bagi para pengunjungnya untuk berelaksasi bersama keluarga.

Kolam pemandian Hargo Dumilah bukan sekedar tempat mandi saja akan tetapi memberikan pesona yang memanjakan bagi para pengunjungnya, dengan ticket masuk Rp 5000 sampai sepuasnya dilengkapi 12 tempat lesehan berupa rumah panggung kecil atau biasa di sebut dengan saung yang berbahan baku dari bambu menambah nilai artistik khas alam. Di harapkan pengunjungnya bukan saja menikmati kolam pemandiannya saja, tetapi bisa sebagai tempat transit untuk beristirahat sambil menikmati wisata kuliner. Lidah para pengunjung akan dimanjakan dengan masakan ikan bakar dan bakso. Khusus untuk masakan ikan bakar tersedia berbagai menu ikanya mulai dari gurami bakar satu porsi Rp 20.000, ikan patin bakar Rp 17.000, dan ikan lele bakar hanya Rp 7.000. Kemudian untuk pengunjung sendiri bisa menikmati kolam pemandian ini antara pukul 08.00 WIB sampai 21.00 WIB.

Pemilik dari kolam renang Hargo Dumilah, Hariyanto, biasa disapa Hari, yang lahir 41 tahun lalu di Dusun Gebung, Desa Katikan, Kecamatan Kedunggalar, yang sebelumnya namanya meroket menjadi bahan pembicaraan banyak orang lewat bisnisnya Anthurium menjelaskan kolam yang dibangun sejak 1 Juli 2010 merupakan satu-satunya kolam pemandian yang memakai sirkulasi air secara langsung dari sumber mata air dikaki Gunung Lawu tanpa daur ulang.Selain itu pemandian Hargo Dumilah memiliki nilai tersendiri secara kultur filosofi. Hari memberikan nama Hargo Dumilah dimana nama tersebut merupakan nama terakhir dari tiga puncak tertinggi yang ada di Gunung Lawu yaitu Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Ketingian dari puncak Hargo Dumilah sendiri berada 3265 meter dpl. Hargo Dumilah memiliki makna Hargo yang berarti Gunung dan Dumilah bisa di maknai suatu pelita atau penerangan. Dengan demikian menurut Hari, kolam pemandian Hargo Dumilah sangat diharapkan bisa memberikan kepuasan yang maksimal bagi para pengunjungnya, selain itu nama Hargo Dumilah sesuai dengan tujuan maupun cita-cita dari sang pemiliknya. Di mana Hariyanto selalu memiliki komitmen untuk meraih sesuatu harapan setinggi puncak Hargo Dumilah.

Maka untuk meraih cita-cita setinggi itu Hariyanto menjelaskan secara gamblang dengan gaya bahasa sederhana namun penuh makna, bahwa ” gegayuhan kang agung lan suci rumpil margine” yang artinya sesuatu kesuksesan hidup akan dicapai dengan penuh rintangan dalam perjalanan yang berat, harus penuh rasa percaya diri. Apabila sudah didasari dengan optimis dan tidak kenal lelah maka akan tercapai apa semua tujuanya atau mukti kawusanane. Nama Hargo Dumilah sendiri didapat dari Hariyanto ketika dirinya mendaki puncak tersebut antara 21 sampai 22 September 2009 bersama putri pertamanya Maharratri Rany Pusphi Rumanti. Disinilah betapa beratnya untuk mencapai

puncak Hargo Dumilah, dimana sepanjang jalan yang dilalui Hariyanto bersama putrinya penuh medan yang terjal, jurang dan tikungan yang curam harus dilewatinya, dengan bekal penuh rasa percaya diri rintangan seberat apapun terlewati dan akhirnya puncak Hargo Dumilah berhasil diinjaknya. Kegigihan untuk merubah nasib inilah membuat Hariyanto dari sembilan bersaudara untuk bangkit dari kemiskinan yang menerpa keluarga besarnya

Seperti yang di ungkapkan oleh Hariyanto, kolam pemandian Hargo Dumilah yang berada di atas tanah 3500 meter persegi merupakan hasil dari imajinasinya sendiri secara arsitekturnya tanpa melibatkan orang lain.Kemudian harapan kedepanya kolam renang Hargo Dumilah menjadi multi fungsi sebagai tujuan wisata, mulai wisata alam, wisata kuliner, wisata pemandian dan wisata ilmiah. Hasil dari usaha yang dirintis Hariyanto ini bisa menyumbangkan pajak kepada Daerah Kabupaten Ngawi sebesar 10 persen dari total jumlah pengunjung dengan akumulasi per tiketnya Rp 5000. Selain itu membuka lowongan pekerjaan dengan memperkejakan sekitar 15 orang dan apabila sudah berjalan semuanya fasilitas kolam kemungkinan bisa menyerap tenaga kerja sekitar 40 an orang. Berarti demikian Hariyanto ikut andil dalam mengurangi angka pengangguran yang ada di Kabupeten Ngawi selama ini.

Dengan dimulai dari sketsa bentuk kolam khususnya kolam renang anak yang berbentuk jantung hati yang melambangkan cinta, di sini kata cinta di ilhami dari jenis bunga Anthurium yaitu gelombang cinta. Nah, lembaran daun Anthurium lah yang membebaskan Hariyanto sekeluarga dari kemelaratan.

Nama Hariyanto langsung Go Publik ketika bunga Anthurium berada pada level tertinggi nilai jualnya. Berkat keuletan Hariyanto yang tidak kenal lelah berhasil menyulap lembaran daun Anthurium menjadi bak bongkahan emas yang nilainya milyaran rupiah meskipun dengan derasnya cemoohan dan sindiran dimana dirinya oleh tetangganya sudah dianggap tidak waras karena tiap malam selalu menyanding berbagai jenis bunga Anthurium yang dimilikinya dan bukanya berkumpul dengan keluarga dirumah.

Dengan mengawali sukses dari berbisnis bunga Anthurium, nama Hariyanto tersohor sampai tingkatan nasional. Usaha bunga Anthurimum milik Hariyanto dinamai Maharani Garden, setiap kali ada pameran tingkat nasional nama Maharani Garden sudah tidak asing bagi para pengunjungnya bahkan menurut Hariyanto, Maharani Garden selalu menempati stand yang paling mahal. Dan lebih hebatnya lagi setiap ada acara Talk Show, dirinya selalu menjadi bagian dari pembicara. Berbekal sukses dari berbisnis Anthurium, Hariyanto hidup serba berkecukupan bersama istrinya Mariyani dan kedua putrinya yaitu Maharratri Rany Pusphi Rumanty dan Salwa Jelita Salsabila Maharani.

Di sisi lain Hariyanto adalah seorang Guru di SDN Ngelo II, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro. Jarak antara rumah ketempat dirinya mengajar sepanjang 60 kilometer, namun tiap hari pun Hariyanto tidak kenal lelah untuk pulang pergi. Rasa yang optimis untuk mencapai obsesi tertinggi itulah Hariyanto saat ini dengan tekad bulatnya menyusun disertase Doctor di Unmer Malang. Yang perlu di catat dan diingat Hariyanto merupakan satu-satunya Guru SD yang mengejar karier akademisnya sampai pada jenjang Doctor. (pr)

1 komentar:

Joko Santoso mengatakan...
Alhamdulilah.....secara langsung saya telah merasakan bagaimana indahnya pesona wisata alternatif " Hargo Dumilah ".Dengan Background kemegahan Gunung Lawu yang menjulang tinggi, saya benar - benar melepas kepenatan dari rutinitasku sehari - hari.Taman Wisata Hargo Dumilah merupakan tempat wisata solutif yang dipersembahkan bagi masyarakat Ngawi dan sekitarnya.Sejuknya udara,Tempat yang asri dan terjaga kebersihannya, jernihnya air kolam dan aroma sedap berbagai menu masakan membuat makin betah berlama - lama menghabiskan waktu di tempat ini.....

Poskan Komentar

Terima-kasih atas partisipasi anda
 

NGAWI NGAWIRAMAH WARTANGAWI WARTAKOTA MADANIPOSTONLINE SMPN4NGAWI

media online pemberitaan kabupaten ngawi

No comments: