Rencana masa depan? Ahhh… saya ingin sekali bercerita tentang hal ini..
Well.. dalam hidup saya, saya ingin hidup dengan waktu yang bisa saya atur sendiri. Saya ingin mempunyai cukup waktu untuk menemani keluarga saya. Saya tidak ingin selama dua belas jam sehari dalam hidup saya biarkan habis di luar rumah, saya ingin bisa menemani anak-anak saya kelak belajar, bermain atau mengantarkan mereka ke sekolah.
Lalu pekerjaan saya apa?
Untuk bisa hidup seperti ini, sepertinya saya tidak punya pilihan selain memiliki usaha sendiri. Alhamdulillah, pekerjaan impian saya ini sedang saya rintis pelan-pelan walau sekarang saya tidak bisa fokus 100% ke dalam pekerjaan namun hasilnya sendiri sudah cukup memuaskan karena saya sekarang benar-benar hidup mandiri.
kira-kira seperti ini deh
Saya bercita-cita memiliki kantor sendiri kelak, yang satu lingkup dengan rumah nantinya. Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, saya ingin tetap bisa meluangkan waktu dengan keluarga saya kelak. Sekedar membantu bundanya menyuapi si kecil mungkin atau mengganti popok anak ketika bundanya sibuk memasak. Setelah koordinasi dengan rekan-rekan, mengerjakan beberapa pekerjaan atau membalas email dari klien, saya bisa langsung ke rumah untuk santap siang bersama keluarga yang kemudian setelah itu saya bisa menemani anak-anak tidur siang. Menyenangkan bukan? Ya.. saya ingin waktu saya untuk keluarga.
Hanya itu saja pekerjaan saya?
Tidak, saya tidak ingin pernah merasa puas dengan pekerjaan saya yang itu. Saya ingin sekali memiliki usaha lain, karena saya yakin menyimpan semua telur dalam satu keranjang itu berbahaya. Saya ingin merintis usaha lain atau berinvestasi. Saya ingin masa depan anak-anak saya terjamin semuanya. Alhamdulillah, saya sudah diajarkan untuk berinvestasi oleh orang tua saya.
Lalu apakah si bundanya anak-anak tidak bekerja?
Terserah si bunda maunya apa. Tapi yang jelas saya tidak ingin si bundanya anak-anak tidak beraktualisasi. Saya tetap ingin sang bunda cerdas dan pintar selalu. Bagaimana kalau bundanya tidak up-to-date, nanti bisa-bisa si anak tidak mendapatkan ilmu baru ketika di rumah. Tetapi yang pasti, sebagai suami, saya akan mewajibkan si bunda untuk menomorsatukan anak-anak. Saya tidak ingin anak-anak saya terlantar karena si bunda terlalu-sibuk-beraktualisasi.

Untuk rumah, rumah seperti apa yang kamu inginkan?
rumah yang sangat saya suka
Hmm…. Sumpah.. sampai saat ini saya menginginkan rumah yang lebih dari dua lantai. Saya ingin sekali nanti kamar saya dan si bunda bisa melihat langit biru atau bintang-bintang tanpa terhalang apapun. Saya suka langit. Saya suka bintang. Malah saya memiliki keinginan khusus kamar saya dan si bunda dipasang genteng yang transparan. Sepertinya seru juga tidur sambil memandang langit.
Saya ingin memiliki kamar kerja pribadi di samping kamar tidur yang hanya dibatasi dengan kaca, sehingga ketika si bunda tertidur sedangkan saya masih bekerja, akan saya tatap wajah sang bunda, mungkin sesekali saya tersenyum dan yang pasti akan menambah semangat saya untuk bekerja, karena saya bekerja untuk mereka, keluarga saya.
Saya hanya ingin memiliki rumah yang tidak terlalu besar karena saya ingin sekali ada kedekatan di antara kami. Saya tidak akan pernah menaruh televisi di masing-masing kamar karena yang ada nanti hanya kesibukan masing-masing.
Saya menginginkan komposisi rumah saya kebanyakan dari kayu. Entah.. rasanya saya suka sekali dengan rumah yang terbuat dari kayu. Rasanya asri. Dengan tumbuhan rambat di dinding-dindingnya serta tangga kayu untuk ke lantai dua.
Untuk halaman, nah.. ini yang saya ingin lebih besar. Saya ingin ada kolam ikannya. Saya ingin ada satu pohon yang agak besar sebagai tempat anak-anak untuk bermain nanti. Ingin sekali saya memiliki rumah pohon nanti, sembari kami berteduh di bawah pohon, saya akan berdongeng untuk anak-anak. Di halaman belakang rumah itu, nantinya akan saya rencanakan acara tidur-bersama-sama-di-tenda. Saya, bunda dan anak-anak mungkin sebulan sekali akan tidur bersama-sama di dalam tenda. Untuk apa? Kami akan bermain imajinasi seolah kami semua sedang berpetualang dan terpaksa menginap di tenda. Saya akan menceritakan kisah-kisah petualangan, mengajak kami semua berkhayal sambil diterangi lampu petromaks.
Oh iya, kolam ikan juga ada gunanya lho. Selain sebagai tempat untuk memelihara ikan, akan saya gunakan untuk mendidik anak. Loh bagaimana caranya? Untuk yang ketahuan bolos sholat atau nilai ulangannya jelek, sebagai hukumannya kami akan ramai-ramai gotong sang korban kemudian menceburkannya ke sana.
Sebelum masalah rumah tangga, rencana ke depan saya tentunya adalah memenuhi sebagian dien saya terlebih dahulu. Ahh.. kenapa ya akhir-akhir ini postingan saya tidak jauh berbau dari hal ini. Entah lah, mungkin saya sedang diberi petunjuk dari Allah. Tapi saya ikhlaskan saja semuanya.
Yang saya inginkan dari pernikahan saya adalah tentunya selain sebagai pelengkap agama saya dan membawa berkah, ada beberapa hal lain yang saya impikan. Saya ingin pernikahan saya nanti serba putih. Dari jas saya, kemeja, dasi, celana, sepatu, peci berikut juga dengan baju pengantin wanitanya untuk acara ijab qabulnya. Sedangkan untuk resepsinya saya ingin menggunakan baju adat batak, ya saya ingin sekali. Dan untuk hiasan resepsinya, lagi-lagi saya ingin semuanya berwarna putih. Saya ingin pernikahan saya ini menadakan hidup saya dan pasangan saya yang baru. Seperti kain putih, yang belum diwarnai apa-apa dan akan kami warnai dengan warna-warna bahagia.
Saya ingin band jazz yang mengisi acara resepsinya. Yah.. standar-standarnya bisa memainkan dave koz atau fourplay deh. Saya akan meminta satu lagu dari dave koz, yaitu Isn’t she lovely untuk pasangan hidup saya. Karena saya tahu, dialah wanita tercantik dalam hidup saya.
Selain itu ada satu hal yang saya ingin sekali, apalagi hal ini didukung oleh keluarga besar saya. Hal itu adalah acara manortor alias menari tor-tor. Ahahahahaha.. entah lah, saya ingin sekali. Apalagi sepupu-sepupu saya yang sudah menikah merequest ke saya kalau-kalau nanti saya menikah ada acara tari tor-tornya, buat seru-seruan aja. Tapi memang seru kok karena saya sendiri pernah dulu ketika sepupu saya yang paling tua menikah. Untungnya gayung bersambut, orang tua saya juga ingin. Berhubung saya anak terakhir, jadi ya orang tua saya juga ingin anak terakhir pesta pernikahannya meriah. Amin saja deh kalau ada rezekinya.
Hahahaha.. entah kenapa saya bisa memiliki impian seperti ini. Tapi tak apa-apa toh? Saya berharap semuanya terkabul. Toh Allah akan mengabulkan setiap permintaan hambaNya asalkan itu memang baik.
Oke, setelah saya memaksimalkan otak kanan saya, saatnya saya mensugesti diri saya, afirmasi dan memvisualisasikannya dan setelah itu akan saya tempuh setiap jalan yang ditunjukNya. Cukup dengan satu modal awal, percaya.
“Take the first step in faith. You don’t have to see the whole staircase, just take the first step.”
Martin Luther Jr.
Bookmark and Share
Related posts:
  1. masa depan atau masa lalu
  2. 8 Tanda Pria Punya Masa Depan Cerah
  3. Make Sure
  4. Saya Juga Pernah
  5. Mamaku, Guru Ikhlasku